Minggu, 14 Agustus 2016

Doa ku



Wahai engkau penguasa semesta

Pemegang tampuk kala

Sang penyetir kehidupan

Dengarlah rintihan doa hambamu ini

Aku tahu engkau jijik terhadapku

Bagi mu aku hanya serpihan kecil di jagat mu
 
Tapi hanya engkau tempat mengaduku

Sungguh aku tak pernah mengadu selain padamu

Dengarkan doa serpihan mu ini

Tuhan...

Berilah aku kekuatan

Tabahkanlah aku

Aku menangis padamu tuhan

Mungkin ini menggelikan untuk mu

Sungguh aku hanya berserah padamu

Menantang Sang Surya



Menantang sang Surya

Memupuk sang kala

Aku terseret dalam keramaian

Terlelap dalam kesendirian

Gordin dan meja saksi ku

Bantal teman ku berbicara

Guling teman memadu kasih

Hanya suara nafas ku

Detak pun hanyalah dari dadaku

Puluhan jam aku menatap keatas

Tidak ada gairah menggebu dada

Sesak akan air mata ku

Terperangkap dalam tubuh hidup

Kala Mentari tak Nampak



Kala mentari tak nampak

Dan bulan menyunggingkan senyumnya

Nyamuk-nyamuk beterbangan

Kegelapan menyingsing pelan

Dan jiwa lelah ini makin merajuk

Malam ini sangat ramai

Malam hari kemenangan

Takbir berkumandang saling sahut menyahut

Menandakan akhir bulan pengampunan

Terpekur tersujud aku menangisi diri

Mengasihani diriku yang mendengar takbir sunyi

Ampuni aku kasihani aku tuhan