Hikayat Laksamana Kadri
Sang empunya tanah perang
Kepala tak berkepala
Hilang ia dalam kenangan
Gores sayat menyayat sang wajah
Tak melihat buta kerana perang itu
Sang empunya pulang atas kemenangan
Air merah menetes dari wajahnya
Peluh-peluh bergulir diatas kerutnya
Rembulan memangkunya ke peraduan
Bini nya menanti dengan sorban sutra
Anak tertuanya menangis menunggu
Sang empunya terbang diatas kurung batang
Prajuritnya memapahnya ke peraduan
Sesampainya di mulut kediaman
Teriak memekkakan genderang telinga semua
Jerit tak berhenti hingga subuh
“Bangsat kalian Prajurit tidak berguna!!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar